Minggu, 20 April 2014

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI

http://zainulhannan.blogspot.com/
HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMPN I KABAT KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

 1.  Latar Belakang Masalah
    Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2001: 10-11).
    Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
   Kegiatan layanan bimbingan dan konseling tersusun dalam  program  layanan bimbingan dan konseling. Program layanan bimbingan dan konseling memuat berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling, serta mencakup empat bidang layanan bimbingan dan konseling yaitu bidang belajar/akademik, pribadi, sosial dan karir.
   Melihat kegiatan utama siswa di sekolah adalah belajar. Slameto menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungannya. (2003: 2)
   Tingkah laku baru yang dimaksud adalah perubahan siswa yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti, terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Setiap siswa memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda dalam hal belajar. Tidak sedikit siswa yang mengalami permasalahan atau hambatan dalam kegiatan belajarnya. Permasalahan-permasalahan yang bisa timbul dalam kegiatan belajar antara lain tidak ada motivasi belajar, tidak mampu berkonsentrasi dalam belajar, nilai hasil belajar rendah, tidak bisa mengatur waktu belajar, tidak siap menghadapi ujian/ulangan dan sebagainya.
   Sehubungan dengan permasalahan/kesulitan belajar pada siswa maka sekolah memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi. Salah  satu  usaha sekolah dalam mengatasi permasalahan belajar siswa adalah melalui layanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru pembimbing.
   Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto menyatakan bahwa bimbingan belajar membantu peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar. Layanan bimbingan belajar membantu siswa dalam mencapai keberhasilan belajar yang optimal dan mampu  memecahkan  masalah-masalah belajar yang dihadapi. (2005:12)
   Untuk dapat melihat masalah-masalah yang di hadapi dan mencapai keberhasilan layanan bimbingan belajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timbal balik dari hasil sebuah pengajaran. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat
   Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh S. Nasution bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat. (1998:58)
   Dalam kegiatan belajar seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S Praja bahwa belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik. (1993:122)
   Slameto juga berpendapat bahwa: Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. (2010:180)
   Dari keterangan tersebut, dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki minat dengan siswa yang tidak memiliki minat dalam belajar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut tampak jelas dengan ketekunan yang terus menerus. Siswa yang memiliki minat maka ia akan terus tekun ketika belajar sedangkan siswa yang tidak memiliki minat walau pun ia mau untuk belajar akan tetapi ia tidak terus untuk tekun dalam belajar
   Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik bermaksud mengadakan penelitian tentang “hubungan antara layanan bimbingan belajar dengan minat belajar siswa pada kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabat kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2012-2013”

2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
2.1 Mayor
Adakah  hubungan antara layanan bimbingan belajar dengan minat belajar siswa pada kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabat kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2012-2013?
2.1 Minor
·         Adakah  hubungan antara layanan bimbingan belajar langsung dengan minat belajar siswa pada kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabat kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2012-2013?
·         Adakah  hubungan antara layanan bimbingan belajar tidak langsung dengan minat belajar siswa pada kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabat kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2012-2013?
 3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan umum (mayor)
Ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara layanan bimbingan belajar dengan minat belajar siswa pada kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabat kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2012-2013?
3.2 Tujuan khusus (minor)
·   Ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara layanan bimbingan belajar langsung dengan minat belajar siswa pada kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabat kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2012-2013?
·   Ingin mengetahui ada tidaknya  hubungan antara layanan bimbingan belajar tidak langsung  dengan minat belajar siswa pada kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Kabat kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2012-2013?
4. Kajian Teori Layanan Bimbingan Belajar dan Minat Belajar Siswa
4.1  Pengertian Layanan Bimbingan Belajar
   Layanan Bimbingan belajar sebagaimana diungkapkan Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan bimbingan belajar sebagai salah satu usaha untuk membantu permasalahan siswa dalam hal belajar dilakukan dengan  cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar siswa terhindar dari kesulitan belajar. (2005: 37)
   Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi mengemukakan bahwa layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian. (2008: 62)
   Menurut Thohari Musnamar layanan bimbingan belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung (adanya tatap muka antara guru pembimbing dengan siswa) dan tidak langsung (menggunakan media tertentu untuk membimbing seperti kotak masalah, leaflet, pamflet, ataupun papan bimbingan untuk mengoptimalkan pemberian layanan bimbingan). (2003:49)
   Sedangkan menurut M Arifin metode layanan bimbingan juga dapat dilakukan dengan dua cara diantaranya:


1.       Layanan bimbingan langsung
Layanan bimbingan langsung  adalah  metode layanan di mana pembimbing melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya. Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:
a.       Layanan bimbingan  individual
   Pembimbing dalam hal ini melakukan bimbingan langsung secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan teknik:
1.      Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing;
2.      Kunjungan ke rumah (home visit), yakni pembibing mengadakan dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan di rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan lingkungannya;
b.      Layanan bimbingan kelompok
Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik-teknik:
1.      Diskusi kelompok, yakni pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dengan cara mengadakan diskusi dengan / bersama kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama.
2.      Karya wisata, yakni layanan bimbingan kelompok yang dilakukan secara langsung dengan mempergunakan ajang karya wisata sebagai forumnya.
3.      Sosiodrama, yakni layanan bimbingan yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan / mencegah timbulnya masalah (psikologis).
4.      Psikodrama, yakni layanan bimbingan yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan / mencegah timbulnya masalah (psikologis).
5.      Group teaching, yakni pemberian layanan bimbingan  dengan memberikan  materi bimbingan  tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan.
2.      Layanan bimbingan tidak langsung
Layanan bimbingan tidak langsung  adalan layanan bimbingan yang dilakukan melalui media. Hal ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
a. Layananan bimbingan individual    
    1. Melalui surat menyurat.
    2. Melalui telepon dan sebagainya.
b. Layanan bimbingan kelompok
    1.  Melalui papan bimbingan.
    2.  Melalui surat kabar / majalah.
   3.   Melalui brosur.
  4.   Melalui radio (media audio).
  5.   Melalui televisi. (M. Arifin 2003:43-45)
4.2  Pengertian Minat Belajar Siswa
   Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang, sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. (2002:744)
   Menurut Joko Sudarsono  “Minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dalam suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.” (2003:8)
   Definisi secara sederhana lainnya diberikan oleh Slameto yang menyatakan bahwa “Minat adalah suatu  rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. (2010:180)
   Sedangkan Drs. Ahmad Mudzakir dan Drs. Joko Sutrisno dalam bukunya psikologi pendidikan mengemukakan; “Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaa ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sebagainya”.(2000:34)
   Muhibbin Syah, M. ED. dalam bukunya Psikologi Belajar mengemukakan: “Belajar merupakan tahapan perubahan tingkah individu yang relatif menutup sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.(2007:64)
   Dari kelima pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah perhatian, rasa suka dan rasa ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan dengan adanya partisipasi, keinginan siswa untuk belajar dengan baik dan perhatian siswa dalam materi pelajaran secara aktif dan serius.
4.2.1 Indikator Minat Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk/keterangan (Depdikbud, 2005:329).
Hubungannya dengan minat siswa, maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat. Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi, hal ini dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di rumah.
Slameto menyatakan bahwa: Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. (2010:180)
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan indikator minat belajar yaitu rasa suka/senang dalam aktivitas belajar, rasa ketertarikan untuk belajar, adanya kesadaran untuk belajar tanpa disuruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian yang besar dalam belajar. Lebih lanjut sikap yang ditunjukkan siswa sebagai tolok ukur/indikator minat dijelaskan sebagai berikut:
1)  Rasa tertarik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertarik adalah perasaan   senang atau menaruh minat (perhatian) pada sesuatu. Jadi tertarik adalah merupakan awal dari individu menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu. Ketertarikan yang dimaksud adalah ketertarikan terhadap pelajaran di kelas. (2002:1145)


2)  Perasaan senang
Menurut Sumadi Suryabrata perasaan merupakan unsur yang tak kalah penting bagi anak didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami oleh kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf” ( 2004:66).
Setiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajarnya di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya. Akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.
3)  Perhatian
Menurut Dakir perhatian adalah keaktifan peningkatan fungsi jiwa yang diarahkan dalam pemusatannya kepada barang atau individu. Sesuatu yang ada pada diri individu maupun di luar individu. Perhatian dalam mengikuti suatu kegiatan sangat penting, hal ini akan berpengaruh terhadap siswa dalam belajar. (2008:144)
 4)  Partisipasi
Partisipasi adalah peran serta atau keikutsertaan dalam suatu kegiatan (KBBI, 2002: 831). Partisipasi merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan melibatkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang diminatinya. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran bisa dilihat dari sikap siswa yang partisipatif. Siswa rajin bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Selain itu siswa selalu berusaha terlibat atau mengambil andil dalam setiap kegiatan.
5)  Keinginan/kesadaran.
Keinginan merupakan kehendak, kemauan atau hasrat (KBBI, 2002:433) siswa untuk belajar. Siswa yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan berusaha belajar dengan baik. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai kesadaran untuk belajar tanpa ada yang menyuruh dan memaksa.
4.3 Hubungan  Antara Layanan Bimbingan Belajar dan Minat Belajar Siswa
Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah yang berperan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam berbagai hal terutama masalah kesulitan belajar harus senantiasa mendapat perhatian yang serius agar kesulitan belajar tersebut dapat segera teratasi.
     Oleh karena itu, bimbingan belajar menjadi salah satu bentuk layanan bimbingan   yang penting diselenggarakan di sekolah. Program layanan bimbingan belajar mempunyai bagian yang lebih besar di antara program bimbingan yang lain, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan karir.
     Hal ini dikarenakan kegiatan utama di sekolah menurut Yunia Rani adalah belajar dan banyaknya permasalahan yang bisa timbul dalam kegiatan belajar di sekolah yang tentunya akan berdampak pada pribadi, kehidupan sosial dan pemilihan karir di masa depan. Tujuan penyelenggaraan layanan bimbingan belajar adalah agar siswa mampu memecahkan masalah belajar yang dihadapi, memiliki kebiasaan belajar yang baik sehingga memperoleh prestasi yang optimal dan mampu menentukan sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat belajar, dan bakatnya bakatnya.(2010: 7)
     Sadangkan menurut Hasnawiyah kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan belajar dihadapkan pada banyak kesulitan dan hambatan. Hambatan bisa muncul dari berbagai faktor, seperti kurangnya memahami minat belajar siswa. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Sehingga siswa malas untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran tersebut. ( 2002:45)
   Menurut S Praja minat seseorang akan dapat menentukan aktivitas apa saja yang dipilihnya dan akan melakukannya dengan senang hati. Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar.” (2004: 83)
5. Metode Penelitian
5.1  Metode penentuan daerah penelitian
Menurut Sutrisno Hadi  “daerah penelitian adalah tempat (area sampling) yang sudah ditentukan dalam suatu penelitian. “(2001:57)
      Dalam menentukan daerah penelitian menggunakan metode purposive daerah. Mengenai metode purposive area ini menurut Suharsimi Arikunto purposive area berarti tempat penelitian bukan berdasarkan atas strata, akan tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan atas beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak dapat mengambil tempat yang luas atau jauh, (2002: 117).
      Dari pendapat tersebut diatas dapat diketahui bahwa purposive area adalah pemilihan tempat penelitian atas dasar tujuan tertentu. Dan jika penelitian dalam bidang pendidikan, yaitu sekolah. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak dapat mengambil tempat yang luas dan jauh. Sehubungan dengan uraian tersebut diatasmaka dalam penelitian ini penulis mengambil tempat penelitian diSMP Negeri 1 Kabat kecamatan Kabat Kabupaten banyuwangi.
5.2    Metode penentuan responden penelitian
      Menurut Suharsini Arikunto, ”Responden adalah orang-orang yang merespon atau menjawab pertanyaan penelitian baik peranyaan tertulis maupun lisan”, (2003:10).
Menurut Sutrisno Hadi, “ Metode penentuan responden penelitian adalah ada dua metode dalam menentukan responden populasi dan sampel. (2001 : 38).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penentuan  responden adalah suatu cara yang digunakan  untuk menentukan  orang-orang yang ditunjuk untuk menjawab dan memberikan keterangan terhadap masalah yang diteliti baik secara tertulis maupun lisan.
Melihat kenyataan bahwa populasi responden sangat banyak maka dalam menentukan responden pada penelitian ini digunakan suatu teknik Proportional Random  Sampling yaitu  cara pengambilan sampel dengan seimbangan dari anggota populasi dengan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dan tidak memilih-milih individu dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2003:12).
Dalam penelitian  ini yang dijadikan responden untuk mewakili populasi adalah siswa dari kelas VIII SMPN 1 Kabat Banyuwangi dengan rumus :         

 


Sumber: Riduwan dan Sunarto(2007:36)
Keterangan :

n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil nilai e = 10%.
Dari jumlah sampel tersebut, kemudian menentukan jumlah sampel dari masing-masing kelas menurut jenis kelamin secara porposional dengan rumus :


Keterangan :
·   ni  =  jumlah sample menurut stratum
·   Ni =  jumlah populasi menurut sratum
·   n   =  jumlah sample seluruhnya
·   N  =  jumlah populasi seluruhnya
       Untuk menentukan populasi responden laki-laki dan perempuan dalam tiap-tiap kelas juga dipergunakan rumus yang sama seperti diatas namun ruang lingkupnya masing-masing jenis kelamin, tiap kelas dibagi jumlah siswa satu kelas dikali jumlah perwakilan responden jenis kelamin masing-masing.
5.3  Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:
·         Metode dokumenter
·         Metode angket
·         Metode interview
Supaya bisa mendalami tentang beberapa metode tersebut maka perlulah kiranya diuraikan satu persatu
            5.3.1 Interview
Wawancara atau interview menurut Nasution adalah “ suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yangbertujuan memperoleh informasi. (2006:319)
          Menurut Moleong wawancara atau interview adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan ( 2002:135).
          Sedangkan menurut pendapat Stewart L. Tubss mengatakan bahwa, " Wawancara adalah suatu proses komunikasi diadik relasional dengan tujuan yang serius dan ditetapkan terlebih dulu yang dirancang untuk mempertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab".(2000:40)
         Dari ketiga pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa metode interview adalah suatu komunikasi dengan tujuan yang serius yang  dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai dengan tujuan untuk mendapatkan informasi.
5.3.2 Dokumenter
Dokumentasi menurut Riduwan adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian (2003:58).
Lebih lanjut menurut Suharsini Arikunto,”Dokumenter adalah teknik mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, catatan harian, dan sebagainya”,(2002:135).
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode  dokementer adalah suatu cara untuk memperoleh data untuk penelitian, dimana penelitiannya menggunakan dokumen atau catatan-catatan tentang peristiwa masa lalu.
Alasan penulis menggunakan metode dokumenter adalah sebagai berikut :
·                     Data yang diperlukan sudah tersedia dalam dokumen.
·                     Lebih efektif dan efisien.
·                     Data yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
5.3.3    Angket
Menurut Umar metode angket  (kuesioner )merupakan suatu alat pengumpul data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut ( 2004: 49).
Sedangkan kuesioner menurut Suharsimi Arikunto adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (2002: 128).
Selanjutnya Margono  kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden. (2004: 167)
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kuesioner/angket adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data serta informasi tentang responden dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti.  Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai layanan bimbingan belajar siswa berupa pertanyaan-pertanyaan dalam pilihan ganda kepada siswa kelas VIII SMPN 1 Kabat.

5.4  Metode analisa data
Suharsimi Arikunto  menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang adasesuai dengan pendekatan penilitian atau desain yang diambil. Terkait dengan hal itu diperlukan adanya tehnik analisis data. (2003: 236)
Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk pengecekan apakah data yang dibutuhkan sudah tersedia semua.
Maka dalam menganalisa data  menetapkan langkah-langkah sebagai berikut :
·   Mencari dan mengumpulkan data penelitian.
·   Menyusun data yang diperoleh dari penelitian
·   Mengolah data untuk menguji hipotesa yang diajukan.

   Untuk menganalisa data dalam penelitian penulis mendapatkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik statistik.
   Adapun rumusan yang dipakai dalam penelitian ini adalah korelasi tetrakorik dengan rumus sebagai berikut :
Æ            = 






6. Alokasi Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan
Mei ming ke
Juni ming ke
Juli ming ke
Agus ming ke
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Membuat judul
















2
Pengajun judul
















3
Membuat matrik
















4
buat proposal
















5
Ujian proposal
















6
Pengajuan bab I
















7
Pengajuan bab II
















8
Penyebaran angket
















9
Pengajuan bab III
















10
Pengajuan bab IV
















11
Pengajuan bab V
















12
Ujian skripsi
















13
Revisi

















Rincian Biaya Penilitian
No
Rincian
Besar biaya
Keterangan
1
Pembelian buku literatur
Rp. 200.000,-

2
Pembuatan angket
Rp. 100.000,-

3
Penyusunan laporan
Rp. 200.000,-

4
Pengetikan
Rp. 100.000,-

5
Biaya cetak
Rp. 150.000,-

6
Transportasi
Rp. 150.000,-

7
Lain-lain
Rp. 100.000,-

Jumlah
Rp. 1000,000,-



Daftar pustaka

§  Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, 2000 Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
§  Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto, 2005 pendidikan dan Konseling di Era Global : dalam Perspektif
§  Dewa Ketut Sukardi, 2008 Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
§  Dakir , 2008 Pengantar Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu, Cet. Ke- 1,
§  Hasnawiyah,  2002 Belajar Mengajar, Jakarta : PT Rineka Cipta,
§  Joko Sudarsono, 2003 Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
§  Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 Jakarta: Balai Pustaka,  Cet. Ke-10
§  _________________________, 2005 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta: Balai Pustaka cet, 13
§  M. Arifin, 2003 Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, Cet, Ke-1,
§  Margono, 2004 Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo.
§  Moleong, 2002 Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002
§  Muhibbin Syah, 2007 Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-6
§  Prayitno, 2001 dasar-dasar bimbingan dan konseling
§  Riduan, 2002 Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alpabeta.
§  ______, 2003 Dasar-Dasar Statistika, Bandung : Alfabeta
§  Riduwan dan Sunarto, 2007  Ridwan dan Sunarto.2007.Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis.Bandung:Alfabeta.
§  S. Nasution, 2006 Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
§  ­­­­_________, 1998 Asas-Asas Kurikulum, Bandung : Jemmars,
§  Slameto, 2003 Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
§  ______, 2010 Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
§  Stewart L. Tubss, 2000 Enhauching Selg Esteem. USA: Accelerated Development Inc
§  Sumadi Suryabrata, 2004 Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
§  Sutrisno Hadi, 2001 metodelogi reseach penelitian Yogyakarta: Andi Offset
§  Suharsimi Arikunto, 2002 Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
§  _______________, 2003 Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
§  Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2005 Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
§  Thohari Musnamar, 2003 , Psikologi Remaja : Perkemnbangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara
§  Umar, 2004 dalam tulus tu’u
§  Usman Efendi dan Juhaya S Praja 1993 Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa,
§  Yunia Rani, 2010 Metode Belajar Dan Kesulitan Belajar Bandung:Tarsito



Tidak ada komentar:

Posting Komentar